Kemah Tipis-tipis di Gunung Lembu




Lagi pengen tidur di tenda, masak-masak pakai nesting, dan mencari sedikit udara bersih khas  hutan? Tapi tidak punya banyak waktu? sepertinya lari ke kabupaten Purwakarta Jawa Barat adalah salah satu solusinya. Berjarak sekitar 4 jam dari Jakarta, bukan jarak yang terlalu jauh menurutku. Terdapat beberapa gunung yang bisa dinikmati untuk kemah tipis-tipis, seperti gunung Bongkok, gunung Lembu, gunung Parang dan gunung Haur. Nah kali ini aku berkesempatan menjelajajahi satu diantaranya yakni gunung Lembu.
Terdapat beberapa akses untuk mencapai kabupaten Purwakarta, dari bus, kereta lokal yang super murah, atau memakai kendaraan pribadi. Kalau ditanya bagaimana akses yang paling enak, tentu saja memakai kendaraan pribadi. Karena tidak ada angkutan umum dengan trayek ke desa tempat basecamp pendakian gunung Lembu.
Dengan keterbatasan pasukan, akhirnya cuma satu teman saja yang berhasil diracunin, Putri, dan menjadikan kami memutuskan untuk memakai kereta Lokal dari stasiun Tanjung Priuk. Berbekal data dari internet pada sabtu sore kami sudah berada di stasiun dan membeli tiket kereta api Walahar dengan rute Tanjung Priuk – Purwakarta seharga Rp. 6.000. Kereta lokal ini terdapat beberapa rute dan semuanya bermula dari stasiun Tanjung Priuk. Kereta ini berbentuk sama dengan kereta antarkota kelas ekonomi. Bedanya adalah pada tiket yang tidak terdapat penomoran tempat duduk. Jadi kalian bebas untuk memilih tempat duduk tapi jangan kaget karena penumpangnya juga tidak dibatasi, apabila kursi sudah penuh, maka banyak penumpang diharuskan untuk berdiri (mirip sistem krl). Untuk data stasiun apa saja yang disinggahi kereta lokal ini, kalian bisa mecarinya sendiri di internet. 
Berangkat dari pukul 16.15, usai menunaikan sholat ashar, kereta berangkat. Susana sore hari di stasiun begitu ramai meskipun penumpang belum penuh. Singgah di dua stasiun berikutnya kereta penuh walau tidak begitu sesak. Beberapa ada yang terlihat berdiri, beberapa juga terlihat membagi tempat duduk yang harusnya untuk 2 orang jadi 3 orang dan yang harusnya untuk 3 orang diduduki oleh 4 orang. Begitulah para penumpang mencari celah nyaman yang bisa dijadikan untuk tempat bersandar. 




Kereta terlambat sampai satu jam dari yang seharusnya dijadwalkan. Kami sampai pukul 20.00 malam. Angkutan umum sudah tidak terlihat lagi pada jam jam-jam itu, terlebih terdapat pasar malam yang dipenuhi dengan lautan manusia persis di depan stasiun Purwakarta. Kami menikmati sebentar pemandangan jajanan khas pinggir jalan dengan ratusan lampion yang menggantung, sebelum akhirnya memesan jasa ojek mobil online ke basecamp Lembu di desa Panyindangan, Sukatani. 



Dua jam setelahnya kami sampai, setelah menang melawan macet. Tidak hanya itu, maps yang digunakan juga terkadang berputar-putar di satu tempat (kehilangan sinyal) sehingga sempat membuat kami menyasar dan harus memutar jauh. Rute dari kabupaten Purwakarta ambil jurusan Sukatani dan turun di Pasar Anyar Sukatani jika menggunakan angkutan umum dan harus menyambung 2 kali. Kemudian dilanjutkan dengan mengojek ke basecamp Gunung Lembu yang berada tepat di depan kantor kepala desa Penyindangan. Jarak dari gerbang Pasar Anyar Sukatani sekitar 30 menit perjalanan, dengan jalanan yang berkelok-kelok,naik dan turun. Sebagian besar jalanan sudah diaspal bagus tapi ada beberapa titik kalian harus hati-hati dengan jalanan cor baru yang belum dirapihkan pinggiranya. 
Sesampainya di desa Panyindangan, kalian akan menemukan lokasi basecamp gunung Lembu yang berada di sebelah kanan jalan.  Lengkap dengan warung, mushola, dan tempat lebar untuk beristirahat bagi para pendaki yang bersebelahan dengan tempat pendaftaran atau pengurusan simaksi. 





Karena kemarin sampai pada malam hari, maka kami banyak bertanya pada penjaga pengurusan simaksi tentang trek dan keamanan ketika trekking malam. Maklum ini pendakian pertamaku tanpa melibatkan lelaki. Tetapi kebetulan ada satu rombongan dari Karawang yang akan mendaki waktu itu juga. Syukurnya, jalanan tidak akan terasa sangat sepi. Kami juga disarankan untuk berkemah di Saung ceria saja yang hanya berjarak 15 menit. 



Setelah menyelesaikan packing dan simaksi dengan membayar Rp 15.000 untuk tiap orangnya, kami berangkat tepat pukul 23.00. Ketika masuk pintu gerbang, jalanan menanjak santai sudah mulai terasa dan berlanjut sampai di saung ceria. Jalanan kontur tanah padat ini dihiasi pepohonan bambu di kanan dan kiri. Benar kata mereka, dengan ritme jalanku yang lamban ini, 15 menit kami sampai. Tapi sayangnya, tidak ada seorang pun disini jadi kami memutuskan untuk  melanjutkan perjalanan. Tidak lama dengan bagian tanah yang dipangkas menyerupai tangga, kami sampai di pos 1. Lagi-lagi tidak ada orang dan kami lanjut berjalan. 



Sudah memasuki area hutan, jalanan sudah ditemui beberapa titik yang landai. Sekitar 15 menit kami sampai di pos 2. Tak berlama-lama, setelah istirahat kami berjalan lagi dan menemukan jalanan menurun curam. Kondisi malam dengan angin yang kencang membuat kami berhati-hati menuruninya. Untungnya sudah disediakan beberapa tali di titik-titik curam pendakian. Berbekal sinar dari headlamp, bebatuan besar berhasil dilewati dengan ritme pelan. Setelah menemui petilasan kedua, jalanan menjadi menanjak dan petilasan ini juga sudah bisa menjadi tanda bahwa puncak sudah dekat.




Puncak gunung Lembu sudah terlihat, tapi kami tidak kebagian tempat landai untuk mendirikan tenda. Jadi kami mencari sambil terus berjalan di area setelah puncak. Waktu itu memang malam minggu, jadi banyak para pelancong yang berkemah disini. Tempat landai akhirnya kami dapatkan  setelah beberapa saat. Dekat dengan posisi batu Lembu, berjarak sekitar 2 menitan. Kami segera mendirikan tenda dan menyeduh minuman hangat sambil mengobrol menghabiskan malam sebelum akhirnya tertidur pulas. Baru keesokan harinya kami turun ke Batu Lembu untuk menikmati matahari terbit dengan latar belakang waduk Jatiluhur yang menakjibkan. 




Beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan pendakian di gunung Lembu
- Memakai pakaian yang nyaman atau pakaian untuk kegiatan outdoor, serta memakai sepatu atau sandal yang sesuai. Walaupun gunung Lembu tidak terlalu tinggi, tetap saja kita butuh peralatan yang memberikan rasa aman pada diri kita. 
- Berhati-hati dengan gerakan monyet di sekitar. Ketika lengah bisa saja barang bawaan kita direbut. Jangan memberi makan sembarangan kepada monyet, karena pasti akan menjadikan efek ketagihan bagi mereka.
- Sangat cocok untuk pendaki pemula karena waktu tempuhnya terbilang singkat.
- Membawa sampah kita turun. Gunung Lembu termasuk gunung yang masih bersih, semoga tetap terjaga kebersihannya dari sampah-sampah plastik. 
Estimasi waktu pendakian
Basecamp – saung ceria         : 15 menit
Saung ceria – Pos 1 : 5 menit
Pos 1- Pos 2 : 15 menit
Pos 2- Pos 3 : 20 menit 
Pos 3- Puncak Lembu : 10 menit
Puncak Lembu – Batu Lembu : 5 menit 



1 Response to "Kemah Tipis-tipis di Gunung Lembu"

  1. cakep jadi pengen kesana,.. bagaimana yaa.
    jadi temen jalan mau?

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel