Serius sudah akan ‘menggantung carrier’?



Kegiatan outdoor seperti mendaki gunung memang sempat meledak penikmatnya setelah keluarnya film 5 cm. Disajikan dengan gaya visual yang menarik sehingga mampu menjadikan sebagian penonton film ini ingin terjun langsung merasakan realitanya. Menikmati udara sejuk tengah hutan, pemandangan yang indah, merasakan dinginnya tidur di dalam tenda dan puncak yang selalu menjadi tujuan perjalanan. Mungkin itulah sekelumit contoh yang menjadi magnet mengapa seseorang menjadi pendaki. Tapi benarkah naik gunung hanya bersenang-senang saja?
Perjalanan mendaki gunung bukanlah piknik biasa, tetapi diperlukan segudang persiapan yang harus dilakukan jauh-jauh hari. Kegiatan alam bebas ini tidak sedikit menjadikan para pelakunya ketagihan dan akan terus-terusan mencoba untuk mendaki lagi dan lagi. Kemudian, tak jarang juga mereka akan membuat list gunung mana saja yang harus mereka singgahi.
Pada keadaan tertentu seseorang akan merasakan bahwa yang ia lakukan adalah sesuatu yang harus dihentikan. Berbagai alasan menjadi dalih mengapa mereka harus berhenti dari kegiatan yang mereka sukai. Anggapan naik gunung buang-buang uang, menghabiskan waktu dengan sia-sia, membuang energi, itu adalah contoh-contoh kecil dari beberapa yang tidak menyukai kegiatan mendaki gunung. Dan slentingan-slentingan negatif ini gampang sekali mempengaruhi bagi mereka yang tidak benar-benar mempunyai passion, bisa diartikan pula dengan tren latah atau ikut-ikutan.
Pandangan subjektif ini terkadang akan menutupi sisi-sisi positif mendaki gunung. Sama seperti olahraga yang lain, seseorang yang suka dengan suatu olahraga pasti akan meluangkan waktu untuk melakukannya. Perlu digaris bawahi bahwa meluangkan waktu berarti melakukan kegiatan yang menjadi hobi mereka ketika terdapat waktu luang. Waktu luang, ada kesempatan, ada budget yang sesuai, pekerjaan yang terselesaikan, kewajiban yang telah terpenuhi, selanjutnya rasanya akan impas ketika memberikan sebuah reward kepada jiwa dan raga. Apakah seseorang harus terus-menerus menjalani aktifitas keseharian setiap hari selama setahun penuh?
Sama halnya dengan olahraga lain, mendaki gunung akan menyebabkan keluarnya keringat dan melepaskan hormon-hormon yang dapat memberikan efek relaksasi. Efek ini akan memeberikan kesan segar ketika kembali pada rutinitas sehari-hari. Dalam hal pendakian, berbagai hal juga dapat dipelajari seperti bagaimana mengatur budget, mengatur persediaan logistik dan air, manajemen waktu yang baik dan sebagai pembentukan karakter, terutama untuk menekan ego masing-masing dalam sebuah tim selama dalam perjalanan. Jadi sampai sini adakah yang punya masalah dengan mendaki gunung?
Jadi seperti yang disebutkan sebelumnya, seseorang dengan hobi mendaki gunung tidak akan bisa berhenti mendaki, seorang yang suka dengan badminton tidak akan bisa berhenti bermain badminton, seorang yang suka bersepeda tidak akan bisa berhenti mengayuh pedal sepedanya. Pada hal mendaki gunung, ketika waktu dan berbagai kewajiban tidak selapang dulu, maka seseorang yang sudah biasa mengahabiskan waktu berhari-hari di gunung, mungkin dapat dibelokkan ke gunung yang lebih pendek sehingga dengan trekking tektok sehari saja sudah dapat mendapatkan sensasi naik gunung. 
Lakukan kegiatan yang benar-benar ingin kalian lakukan dan tentunya penuh dengan rasa tanggung jawab. Meskipun kewajiban dan tanggung jawab bertambah, pasti ada celah-celah untuk dapat melakukan hobi yang disukai. Walaupun frekuensinya yang harus dikurangi, itu bukan suatu masalah yang besar. Yang menjadi masalah adalah ketika mengubur hobi dan menjadikan hidup kalian bermasalah.  


0 Response to "Serius sudah akan ‘menggantung carrier’?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel